Jumat, 31 Agustus 2012

Peptida



PEPTIDA

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
            Asam amino merupakan senyawa organik yang memiliki gugus fungsional Peptida merupakan gabungan dari dua molekul asam amino atau lebih membentuk suatu senyawa yang dihubungkan melalui ikatan peptida. Ikatan peptida dibentuk melalui penghilangan molekul air (H2O) dan penggabungan gugus karboksilat dari suatu asam amino dengan gugus amina dari asam amino lainnya.
Bila dua asam amino bergabung melalui ikatan peptida molekul yang terbentuk dinamakan dipeptida. Bila terbentuk dari tiga molekul asam amino dinamakan tripeptida, dan selanjutnya, bila terbentuk dari delapan molekul asam amino membentuk oktapeptida. Bila terbentuk dari banyak molekul asam amino dinamakan polipeptida.
Unit asam amino di dalam peptida biasannya disebut residu (rantai ini bukan lagi merupakan asam amino karena telah kehilangan atom hidrogen  dari gugus amino dan sebagian gugus karboksilnya). Bagian ujung dari rantai peptida mempunyai gugus NHbebas, biasanya dinamakan terminal amino, sedang ujung yang lainnya mempunyai gugus karboksilat bebas biasannya dinamakan terminal karboksilat.
Peptida dengan panjang yang bermacam-macam terbentuk oleh hidrolisa sebagian dari rantai polipeptida yang panjang dari protein, yang dapat mengandung ratusan asam amino. Peptida yang dibentuk dari hidrolisa sebagian protein terdapat dalam ragam yang amat luas. Peptida hanya mengandung satu gugus α-amino bebas dan satu gugus α-karboksil bebas pada residu terminalnya.
Gugus ini berionisasi seperti halnya pada asam amino sederhana(bebas). Semua gugus α-amino bebas dan gugus α-karboksil lain dari kandungan asam amino pada protein bergabung secara kovalen dalam bentuk ikatan peptida, yang tidak mengion, sehingga tidak memberikan peranannya dalam tingkah laku asam basa peptida. Akan tetapi gugus R pada beberapa asam amino dapat mengion. Jika asam amino tersebut terdapat pada di dalam suatu peptida, gugus R ikut mempengaruhi sifat-sifat asam basa peptida. Jadi tingkah laku asam basa peptida secara keseluruhan dapat di tentukan dari α-amino dan gugus α-karboksil bebas pada ujung rantai, dan sifat serta jumlah gugus R yang dapat mengion.
Ikatan peptida dapat dihidrolisis dengan pemanasan pada suasana asam atau basa kuat dan menghasilkan asam amino dalam bentuk bebas. Beberapa peptida terdapat dalam bentuk  bebas didalam sel dan jaringan, dan mempunyai fungsi biologis yang spesifik. Contohnya hormon oksitosin yang terbentuk dari sembilan residu asam amino yang merupakan suatu hormon yang dihasilkan oleh pituitary posterior yang mernangsang kontraksi uterin dan beberapa racun jamur yang amat toksik seperti amanitin, juga merupakan peptida.
 







                                                                                                                                                                                                                                      


             





BAB II
PEMBAHASAN
           
            Peptida merupakan molekul yang terbentuk dari dua atau lebih asam amino. Jika jumlah asam amino masih di bawah 50 molekul disebut peptida, namun jika lebih dari 50 molekul disebut dengan protein. Asam amino saling berikatan dengan ikatan peptida. Ikatan peptida terjadi jika atom nitrogen pada salah satu asam amino berikatan dengan gugus karboksil dari asam amino lain. Peptida terdapat pada setiap makhluk hidup dan berperan pada beberapa aktivitas biokimia. Peptida dapat berupa enzim, hormon, antibiotik,dan reseptor.
            Sintesis peptida dilakukan dengan  menggabungkan gugus karboksil salah satu asam amino dengan gugus amina dari asam amino yang lain. Sintesis peptida dimulai dari C-terminus (gugus karboksil) ke N-terminus (gugus amin), seperti yang terjadi secara alami pada organisme. Namun, untuk mensintesis peptida, tidak semudah mencampurkan asam amino begitu saja. Seperti contohnya: mencampurkan glutamine (E) dan serine (S) dapat menghasilkan E-S, S-E, S-S, E-E, dan bahkan polipeptida seperti E-S-S-E-E. Untuk menghindari asam amino berikatan tidak terkendali, perlu dilakukan perlindungan dan kontrol terhadap ikatan peptida yang akan terjadis sehingga ikatan yang terbentuk sesuai dengan yang diinginkan. Langkah-langkah sintesis peptida adalah sebagai berikut: asam amino ditambahkan gugus proteksi. Kemudian asam amino yang diproteksi dilarutkan dalam pelarut seperti dimetyhlformamide (DMF) yand digabungkan dengan coupling reagents dipompa melalui kolom sintesis. Grup proteksi dihilangkan dari asam amino melalui reaksi deproteksi. Kemudian pereaksi deproteksi dihilangkan agar tercipta suasana penggabungan yang bersih. Coupling reagents, contohnya N,N'-dicyclohexylcarbodiimide (DCCI), membantu pembentukan ikatan peptida. Setelah reaksi coupling terbentuk, coupling reagents dicuci untuk menciptakan suasana deproteksi yang bersih. Proses proteksi, deproteksi, dan coupling ini terus dilakukan berulang-ulang hingga tercipta peptida yang diinginkan.


Peptida dapat dikelompokkan menurut kemiripan struktur dan fungsinya:

1.      Peptida Ribosomal

     Peptida ribosomal disintesis dari translasi mRNA. Peptida ini berfungsi sebagai hormon dan molekul signal pada organisme tingkat tinggi.

2.      Peptida non-Ribosomal

      Peptida non-Ribosomal disintesis dengan kompleks enzim. Peptida ini terdapat pada organisme uniselular, tanaman, dan fungi. Pada peptida ini terdapat struktur inti yang kompleks dan mengandung pengaturan yang berbeda-beda untuk melakukan manipulasi kimia untuk menghasilkan suatu produk. Secara umum, peptida ini berbentuk siklik, walaupun ada juga yang berbentuk linear.

3.      Peptida Hasil Digesti (Digested peptides)

          Peptida ini terbentuk dari hasil proteolisis non-spesifik dalam siklus digesti. Peptida hasil digesti secara umum merupakan peptida ribosomal, akan tetapi tidak dibentuk dari translasi mRNA. Peptida ini juga dapat dibentuk dari protein yang didigesti dengan protease spesifik, seperti digesti trypsin yang sering dilakukan sebelum mass spectrometry peptide analysis.



BAB III
KESIMPULAN

§  Peptida merupakan molekul yang terbentuk dari dua atau lebih asam amino
§  Sintesis peptida dilakukan dengan  menggabungkan gugus karboksil salah satu asam amino dengan gugus amina dari asam amino yang lain.

Sabtu, 25 Agustus 2012

Jambu Biji

     Jambu biji merupakan jenis buah yang sering kita jumpai dalam kehidupan kita, buah jambu ini sangat bermanfaat bagi kesehatan, tidak Cuma buahnya akan tetapi daun dan kulit batangnyapun bisa bermanfaat bagi kesehatan.
Buah jambu biji sangat kaya vitamin C dan beberapa jenis mineral yang mampu menangkal berbagai jenis penyakit degeneratif, serta menjaga kebugaran tubuh. Daun dan kulit batangnya mengandung zat antibakteri, yang dapat menyembuhkan beberapa jenis penyakit. 
      Jambu biji (Psidium guajava linn) adalah salah satu tanaman buah jenis perdu yang berasal dari Brazil, Amerika tengah yang menyebar ke thailan kemudian negara Asia lainnya termasuk Indonesia. Hingga saat ini telah dibudidayakan dan menyebar luas di Indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di daratan rendah maupun maupun dartan tinggi. Umumnya ditanan dipekarangan dan ladang – ladang. Pohon jambu ini merupakan jenis perdu yang mempunyai cabang banyak dengan tinggih pohon yang bisa mencapai 12 M dan besar buah yang bervariasi dari berdiameter 2,5 cm sampai 10 cm. Jambu biji secara taksonomi tergolong ke dalam famili Myrtaceae, genus Psidium, spesies guajava, sehingga dàlam bahasa Latin disebut Psidium guajava. Dalam bahasa Inggris jambu biji dikenal sebagai guava, sedangkan di Indonesia disebut juga jambu batu, jambu klutuk, atau jambu Siki. 
     Tanaman jambu biji merupakan tanaman yang istimewa, buahnya memiliki kandungan zat gizinya yang tinggi, seperti vitamin C, potasium, dan besi. Selain itu, juga kaya zat non gizi, seperti serat pangan, komponen karotenoid, dan polifenol. Buah jambu biji bebas dari asam lemak jenuh dan sodium, rendah lemak dan energi, tetapi tinggi akan serat pangan. Di dalam daun jamu biji antara lain mengandung tanin, minyak asiri(eugenol), dan minyak lemak. Oleh karena adanya senyawa-senyawa yang terkandung di dalamnya menyebabkan tanaman ini banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Pada umumnya bagian yang dapat digunakan dari tanaman ini adalah bagian daun, buah mengkal, ranting muda dan akar. Apa saja manfaat yang dapat diperoleh dari tanaman jambu biji, khususnya sebagai obat akan dibahas dalam makalah ini.