Sabtu, 01 September 2012

jalan-jalan ke B2P2TOOT


BAB I
PENDAHULUAN


1.1.  Latar Belakang
            Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati yang dapat digunakan sebagai obat berbagai macam penyakit. Obat – obat yang berasal dari tanaman disebut juga obat herbal, yang sering digunakan karena memiliki efek samping yang minimal bahkan ada pula yang tidak ditemukan efek sampingnya. Selain itu pengolahan obat herbal sebelum digunakan sangat memudahakan masyaratkan untuk menggunakan misalnya tanaman obat bisa digunakan hanya setalah direbus atau setelah dihaluskan.
            Obat herbal dianggap dan diharapkan berperan dalam usaha-usaha pencegahan  dan pengobatan penyakit, serta peningkatan taraf kesehatan masyarakat disamping tujuan yang lain.
            Selain itu dunia kedokteran kini mulai mencoba untuk memanfaatkan obat –obatan herbal salah satu contohnya adanya klinik Hortua Medicus yang melayani pasien dengan menerapkan obat herbal sebagai obat dalam mengobati pasien. Tentunya obat herbal ini telah mengalami standarisasi dan uji klinik sebelum digunakan sebagai obat, sehingga dapat dinyatakan aman untuk dikosumsi.
            Oleh karena itu sebagai mahasiswa fakultas farmasi diharapakn untuk mengetahui tanaman apa saja yang mempunyai khasiat untuk mengobati serta bisa digunakan untuk mengobati penyakit apa saja. Praktikum herbal melalui kunjungan ke Balai Besar Tanaman Obat Dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) merupakan salah satu cara untuk lebih  mengenal, mengetahui dan menambah pengetahuan akan kenekaragaman tanaman obat yang bisa hidup diindonesia. Melihat secara langsung bagaimana tanaman obat tersebut tumbuh dan  bagian mana dari tumnuhan yang digunakan sebagai obat serta cara penggunaan tanaman sebagai obat atau proses pembuatan obat herbal sampai siap diberikan kepada pasien untuk dikonsumsi.
            Sedikit gambaran B2P2TOOT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisonal) merupakan sebuah institusi yang bergerak dalam bidang penelitian serta pengembangan ilmu kesehatan khususnya mengenai herbal. Herbal merupakan salah satu jenis pengobatan medis yang menggunakan tanaman alam yang sudah melalui penelitian dan terbukti khasiatnya. Selain itu B2P2TOOT tidak hanya memiliki kebun tanaman obat tapi juga laboratorium untuk penelitian bahkan klinik Hortua Medicus dengan jumlah pasien rata – rata 30 – 50 pasien. jadi bisa dikatakan cukup lengkap dan sangat cocok untuk tempat kunjungan ilmiah. Kita bisa belajar sekaligus refreshing.

1.2.  Tujuan Kunjungan
          Tujan dari di adakan kunjungan ilmiah ke B2P2TOOT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisonal) adalah:
1.     Mengetahui pelayanan kesehatan di klinik Horua Medicus.
2.     Mengetahui koleksi tanaman herbal yang ada di Indonesia.
3.     Mengetahui cara pengolahan tanaman herbal dari kapan waktu panen, proses pengeringan hingga siap digunakan digriya jamu B2P2TOOT untuk pelayanan diklinik Hortua Medicus.

1.3.   Manfaat Kunjungan
          diharapkan bisa menambah pengetahuan dan minat mahasiswa fakultas D3 farmasi terhadapat pengobatan tradisiona ( pengobatan herbal)

1.4.   Waktu Kunjungan
 kunjungan ke B2P2TOOT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat     dan Obat Tradisonal) dilaksanakan pada tanggal 4 januari 2012.

1.5.   Lokasi Kunjungan
          B2P2TOOT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat     dan Obat Tradisonal) dengan Alamat Jl. Raya Lawu No. 11 Tawangmangu, Karanganyar, Jawa tengah.








BAB II
HASIL KUNJUNGAN

2.1     Profil B2P2TOOT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat     dan Obat Tradisonal)
A. Sejarah Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO-OT)
            Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO-OT), Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI pada awalnya tahun 1948 berupa rintisan koleksi tanaman obat Hortus Medicus Tawangmangu.
          Pada tahun 1963-1968 berada di bawah koordinasi Badan Pelayanan Umum Farmasi dan kemudian pada tahun 1968-1975 dibawah Direktorat Jenderal Farmasi (Lembaga Farmasi Nasional). Pada tahun 1975-1979 kebijakan Pemerintah menetapkan Hortus Medicus di bawah pengawasan Direktorat Pengawasan Obat Tradisionil, Ditjen POM, Depkes RI.
          Berdasarkan SK Menteri Kesehatan No. 149/Menkes/SK/IV/78 pada tanggal 28 April 1978 status kelembagaan berubah menjadi Balai Penelitian Tanaman Obat (BPTO) yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Litbang Kesehatan. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI. No. 491/Per/Menkes/VII/2006 tertanggal 17 Juli 2006, BPTO meningkat status kelembagaanya menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO-OT).

B.  Visi dan Misi
     Visi : “ Masyarakat sehat dengan jamu yang aman dan berkhasiat ‘’
          Misi :
1.    Meningkatkan mutu litbang tanaman obat dan obat tradisional
2.    Mengembangkan hasil litbang tanaman obat dan obat tradisional
3.    Meningkatkan pemanfaatan hasil litbang tanaman obat dan obat tradisional.
          Motto                            : Ramah, Informatif dan Terpercaya
          Janji Layanan    : Memberikan pelayanan yang cepat, tepat, akurat dan                                                                        profesional

C.  Struktur Organisasi
Struktur Organisasi
KEPALA
Indah Yuning Prapti, SKM, M,Kes
Ka. Bag. Tata Usaha
Achmad Saikhu,SKM,MScPH

Kasubag. Umum
Fanie Indrian M.S. Si
Kasubag. Keuangan
Edwin Fajar S.SKM

\
Kabid Program
Drs. Slamet Wahyono,Apt

Sekis Program
Sari Haryanti,MSc

Sie. Kerja sama & Info
dr.AgusTriyono

Kabid.Yanlit
Ir. Yuli Widiyastuti,MP

Seksi Pelayanan
Nita Supriyati,MSc

Seksi Sarana
Dr.Sunu ST
Instalasi / Lab
Kelompok fungsional peneliti
 




















D.  Tugas dan Fungsi B2P2TOOT
Tugas : “ Melaksanakan penelitian dan pengembangan tanaman obat dan obat tradisional’’
Fungsi :
a.    Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi penelitian dan atau pengembangan di bidang tanaman obat dan obat tradisional.
b.    Pelaksanaan eksplorasi, inventarisasi, identifikasi, adaptasi dan koleksi plasma nutfah tanaman obat.
c.    Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi konservasi dan pelestarian plasma nutfah tanaman obat.
d.   Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi standarisasi tanaman obat dan obat tradisional.
e.    Pelaksanaan pengembangan jejaring kerjasama dan kemitraaan di bidang tanaman obat dan obat tradisional.
f.     pelaksanaan pelatihan teknis di bidang pembibitan, budidaya, pasca panen, analisis, koleksi spesimen tanaman obat serta uji keamanan dan kemanfaatan obat tradisional.
g.    pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
            Kegiatan Utama B2P2TOOT
        1.     Melaksanakan Saintifikasi Jamu : penelitian berbasis pelayanan
        2.     Mengembangkan bahan baku terstandarisasi
        3.     Mengembangkan jejaring kerjasama
        4.     Mengembangkan teknologi tepat guna
        5.     Desiminasi, sosialisasi dan pemanfaatan hasil litbang TO-OT
        6.     Mengembangkan karir dan mutu SDM
        7.     Meningkatkan perolehan HKI dari hasil litbang TO-OT
        8.     Mengembangkan sarana dan prasarana
        9.     Menyusun draft regulasi dan kebijakan teknis litbang TO-OT

SARANA dan PRASARANA

1.    Gedung laboratorium terpadu 3 lantai
2.    Gedung kanttor untuk manajemen litbang 3 lantai
3.    Klinik Saintifikasi Jamu Hortus Medicus yang telah ditetapkan sebagai Klinik Tipe A
4.    Gedung pertemuan berdaya tampung 400 orang
5.    Perpustakaan dengan 1.238 koleksi pustaka berupa jurnal ilmiah, majalah ilmiah dan buku-buku terbitan dalam dan luar negeri
6.    Laboratorium pasca panen
7.    Rumah kaca 2 unit untuk adaptasi dan pelestarian
8.    Kebun penelitian, Etalase Tanaman Obat dan Kebun Produksi:
a.    Kebun Karangpandan seluas 1,8 Ha pada ketinggian 600m dpl
b.    Kebun Kalisoro dengan luas sekitar 2 Ha pada ketinggian 1200 m dpl
c.    Kebun Tlogodingo seluas 12 Ha pada ketinggian 1800 m dpl
9. Sinema Fitomedika, untuk visualisasi penyebarluasan informasi
10.     Museum Mini Obat Tradisional Herbarium kering dan basah

2.2    Kegiatan yang dilakukan di B2P2TOOT
              Kegiatan praktikum herbal di Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional. (B2P2TOOT) dilakukan pada Rabu, 4 Januari 2012 dimulai pukul 09.00 pagi. Agenda kegiatan pertama adalah penjelasan oleh petugas mengenai profil B2P2TOOT, sejarah berdirinya serta klinik saintifikasi jamu atau klinik Horua medicus.
              Setelah dijelaskan mahasiswa kemudian melakukan kunjungan ke klinik saintifikasi jamu “ Hortus Medicus” untuk mengetahui alur pelayanan kesehatan di klinik tersebut. Pasien akan dilayani sesuai dengan standar klinik lainnya, yaitu dimulai dengan pendaftaran kemudian informed consent dan request consent. Informed consent memang harus dilakukan untuk meminta persetujuan pasien atas tindakan medis yang akan dilakukan.
              Agenda kedua atau yang terakhir adalah kunjungan ke laboratorium terpadu yang berperan penting dalam pengolahan obat herbal sehingga aman digunakan masyarakat. Balai ini memiliki 11 laboratorium dan instalasi, yaitu
1.    Laboratorium Sistematika Tumbuhan
          Identifikasi tumbuhan / determinasi, pembuatan spesimen (herbarium, simplisia) serta dokumentasi pengelolaan tanaman obat dalam bentuk foti, slide dan cakram optik (CD).
2.    Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman
          Identifikasi hama dan penyakit tanaman dan penelitian tentang cara pemberantasan hama dan penyakit tanaman.
3.    Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia
          Analisis makroskopis dan mikroskopis, hitokimia, skrining fitokimia, pemeriksaan kadar senyawa aktif, isolasi dan identifikasi metabolit sekunder serta penetapan parameter standar ekstrak dan simplisia secara densitometri spektrofotometri
4.    Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia
                   Analisis makroskopis dan mikroskopis, hitokimia, skrining fitokimia, pemeriksaan kadar senyawa aktif, isolasi dan identifikasi metabolit sekunder serta penetapan parameter standar ekstrak dan simplisia secara densitometri spektrofotometri.
5.    Laboratorium Kultur Jaringan dan Mikrobiologi
              Kultur jaringan tanaman (KJT) untuk memperoleh bibit dan meningkatkan kandungan senyawa aktif, penetapan cemaran mikroba (angka jamur dan angka lempeng total), edentifikasi mikroba dan uji aktivitas antimikroba ekstrak tanaman obat.
6.    Laboratorium Eksperimental & Animal House
              Pembesaran dan perawatan hewan coba (animal house), serta melakukan uji praklinik khasiat dan keamanan tanaman obat dan obat tradisional
7.    Laboratorium Bioteknologi
              Penelitian rekayasa gentik untuk memperoleh bibit unggul dan rekayasa untuk memperoleh protein terapeutik.
8.    Instalasi Benih dan Pembibitan Tanaman Obat
              Pelabelan benih, koleksi benih dari lokasi tertentu, sortasi biji, uji biabilitas benih, penyimpanan benih, pengadaan bibit baik secara konvensional maupun kultur jaringan
9.    Instalasi Adaptasi dan Pelestarian
o   Adaptasi tanaman obat hasil eksplorasi, adaptasi tanaman obat tertentu, pendataan pertumbuhan dan hasil pengelolaan/pemeliharaan
o   Pelestarian plasma nutfah tanaman obat dengan kategori “langka”
10.    Instalasi Koleksi Tanaman Obat
              Inventarisasi tanam obat; peremajaan tanaman koleksi, pengamatan dan pendataan pertumbuhan, pencatatan data iklim, identifikasi/determinasi serta pembuatan katalog
11.          Instalasi Pasca Panen
            Penanganan hasil panen tanaman obat meliputi pencucian, sortasi, pengubahan bentuk, pengeringan, pengemasan dan penyimpanan serta stok/gudang simplisia.
BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Ø Kegiatan di B2P2TO-OT meliputi penanaman tanaman herbal, proses pemanenan, pembuatan simplisia, pembuatan ekstrak, penelitian tentang kandungan dan khasiat tentang tanaman herbal, sampai pada pengobatan dan peresepan tanaman herbal untuk aplikasi klinis.
Ø Laboratorium terpadu B2P2TO-OT berperan penting dalam pengolahan obat herbal sehingga aman digunakan masyarakat. Balai ini memiliki tujuh laboratorium, yaitu laboratorium galenika, fitokimia, proteksi hama penyakit tanaman, instrument, kultur jaringan tanaman, biomolekuler, dan mikrobiologi.
Ø Klinik saintifikasi jamu yang berada di B2P2TO-OT berbeda dengan klinik pada umumnya karena pasien pada klinik saintifikasi jamu dianggap sebagai pasien sebenarnya dan juga sebagai kriteria inklusi penelitian (observasi klinis)

3.2         Saran
1.     Fasilitas di klinik Saintifikasi Jamu “Hortus Medicus” dapat ditambah sehingga dapat menunjang pengembangan dan penelitian di B2P2TO-OT
2.     Penggunakan obat herbal harus dilestarikan karena obat herbal memiliki efek samping yang minimal bahkan tidak ditemukan adanya efek samping bila digunakan sesuai dengan dosis.

1 komentar:

  1. I want to know the photo of Tlogodlingo and Karangpandan Garden, sister.....may you post them to your blog, please?

    BalasHapus